Bahan Ramah Lingkungan Sprei Vallery Dari Internal Grup
Kenyamanan saat beristirahat / tidur menjadi
sebuah tuntutan di era sekarang, rutinitas yang padat, pekerjaan kantor yang
menumpuk hingga harus melakukan lembur, atau pun pulang larut dari bekerja
tentunya membuat tubuh harus diistirahatkan dengan nyaman. Hal tersebut untuk
menjaga vitalitas tubuh disaat beraktifitas kerja lagi, tempat tidur yang
nyaman merupakan salah satu faktor penunjang kesempurnaan tidur, akan tetapi
sering kali tempat tidur menjadi tidak nyaman jika tanpa ada sprei sebagi alas
yang sering kita gunakan sebagai alas tidur, bahkan ada yang mengalami
gatal-gatal juga ketika kulit bersentuhan langsung dengan kasur yang kemudian
menyebabkan iritasi pada kulit
Tidak ada sejarah yang
mencatat tentang sejak kapan ditemukan
sprei sebagai alas di atas tempat tidur atau pertama kali sprei mulai digunakan.
Zaman dahulu Bangsa Indonesia lebih mengenal jarik / kain batik yang biasa
digunakan sebagai bawahan untuk pakaian orang Jawa, sebagai penutup badan
disaat tidur / selimut. Selain itu kita ketahui juga pada zaman dahulu jarik (sewek) juga sering kali digunakan
sebagai alas tidur untuk bayi bahkan orang dewasa pun menggunakannya, hal
tersebut dilakukan untuk menghindari kulit bersentuhan langsung dengan kasur
yang bahan kainnya terasa lebih kasar. Seiring perkembangan zaman, modernisasi
dan masuknya budaya luar ke Indonesia, kebiasaan tersebut mulai bergeser. Hal tersebut
disebabkan juga banyak munculnya pabrik kain yang memenuhi kebutuhan pasar,
baik kain yang sudah jadi maupun yang sudah diolah menjadi sebuah produk
seperti baju, badcover, selimut maupun sprei sebagai alas di atas tempat tidur,
dengan berbagai motif dan pilihan bahan yang dapat disesuaikan denga budget si
pembeli.Hingga hari ini banyak
bermunculan berbagai jenis/macam sprei dengan berbagai jenis bahan yang
digunakan dengan ribuan motif yang telah diproduksi. Dan dengan terus
berkembangnya zaman dan peradaban, sprei mulai hadir sebagai salah satu
pelengkap di atas tempat tidur. Salah satunya adalah sprei Vallery yang sangat
bagus untuk memenuhi kebutuhan alas tidur di atas tempat tidur untuk terciptanya kenyaman dalam istirahat
anda.
Produk terbaru sprei Vallery sendiri
hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar akan sprei. Produk sprei Vallery memiliki
desain yang eksklusif dan memberikan kenyamanan untuk istirahat tidur anda, desain motif yang beraneka ragam
memberikan anda ruang untuk memilih sesuai dengan kepribadian anda. Setiap
produk jika kita amati selalu ada kelebihan dan kekurangan, hal ini sifatnya relatif
jika kita mendasari dengan kebutuhan barang yang akan dibeli. Seperti halnya
dengan alas tidur merk Vallery, tentulah mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Berikut merupakan review penjabarannya:
Kelebihan Sprei Vallery
·
Mempunyai desain motif eksklusif yang memberikan
kesan mewah saat anda memakainya di tempat tidur anda.
·
Ragam desain motif bunga menyatu dan terlihat
unity dengan warna dasar sprei sehingga menjadikan kain alas tidur ini tidak
monoton dan sangat enak dilihat, karena memperhatikan estetika dalam motifnya.
·
Dan hal yang ke tiga ini merupakan yang paling
penting, bahwa kualitas bahan yang dipakai membuat nyaman tidur Anda karena
bahan kain terbuat dari serat lidah buaya, menjadikanya bertekstur halus,
lembut. Pilihan bahan serat lidah buaya juga membantu untuk mengurangi bahan
yang terbuat dari plastic, artinya bahan sprei ini sangat ramah lingkungan.
Kekurangan Sprei Vallery
Setiap produk pasti memiliki kelebihan dan kekurangan,
seperti halnya merk vallery yang tergolong produk baru di dunia sprei. Kekurangan
dari brand ini yakni memiliki tinggi sprei 25cm, sehingga bagi Anda yang
memiliki ukuran kasur dengan tinggi 20cm yang merupakan ukuran tinggi kasur
normal pada umumnya, sementara tidak bisa menikmati kenyamanan dari brand
vallery ini. Sebenarnya bisa saja menggunakannya, namun dikarenakan ukurannya
yang tidak pas membuat kain alas tidur akan mudah kusut dan tidak rapi.
Komentar
Posting Komentar